Jumat, 02 November 2012
Ketika
pertemuan bertemu dengan perpisahan. Ketika senyum bertemu dengan tanggis.
Ketika aku dipertemukan dengan dirimu. Ketika saat yang kita tunggu itu datang.
Ketika semua kenangan menjadi masa lalu. Dan ketika “tuhan” bilang cukup.
Saat itu semuanya masih terasa
indah, masih pink, dan masih terlihat putih. Walaupun terkadang datang warna
abu-abu tapi kami akan melewatinya dengan sangat mudah dan cepat. Tidak
diperlukan waktu yang lama dan semuanya akan terlihat pink lagi dan berubah menjadi
putih lagi. Semuanya manis, waktuku bersamamu memang sangat manis, bagaikan
sebuah gulali yang kamu berikan ke seorang gadis kecil. Manis dan manis sekali.
Bercanda denganmu, menghabiskan
waktu denganmu, melihat senyummu. Itu MANIS. Tapi manis itu berubah menjadi
pahit ketika “tuhan” bilang cukup. Ketika kita tidak akan pernah bersama lagi.
Aku bahagia bisa bersamamu,
menjalani hari-hari sampai saat itu tiba. Saat dimana kau mulai berubah.
Menghubungiku menjadi sesuatu hal yang mahal buat mu. Terasa berat atau mungkin
sangat berat. Aku mengerti mungkin kau sedang ada masalah, aku selalu memberi
perhatian kepadamu karena aku tahu fungsi aku berada disisi mu adalah untuk
memberimu semangat, walaupun sekarang aku tahu ternyata semangat yang ku beri
hanyalah sia-sia.
Aku terus menghubungimu, terus
menanyakan kabar kepadamu, terus memperdulikanmu, dan terus mencintaimu. Tapi
itu tidak bertahan lama sampai akhirnya aku yang menyerah, aku menyerah pada
waktu, aku yang menyerah pada keadaan, dan kepada cinta terhadap dirimu. Jika
terus dilanjutkan ini hanya akan menyakitkan kita terutama aku, makanya lebih
baik aku yang pergi, pergi meninggalkan cintaku.
Saat itu kau meninggalkan ku tanpa
sebab dan tanpa alasan. Otak ini bertanya dan akan selalu punya sejuta pertanyaaan.
Kenapa, ada apa ??? itu belum kamu jawab, sampai malam itu kau memberiku
alasannya. Terdengar klasik namun masih tetap sering dijadikan alasan “orang
tuaku tidak setuju dengan hubungan ini” Terasa ada sejumlah bongkahan batu yang
jatuh menghantam keras kedalam dada ini, terasa berat dan terasa susah untuk
diangkat. Semuanya jatuh, harapanku, cintaku, pengorbananku, dan air mataku.
Aku tegar!!! Tapi sayang aku
berbohong pada diriku sendiri, aku rapuh saat itu. Ingin rasanya menjerit lalu
berlari sampai langkah ini memang benar-benar tidak kuat untuk berjalan lagi. Aku
butuh kamu saat itu. Percayalah aku butuh kamu.
Sebelum memulai hubungan ini aku sudah
berfikir bahwa semuanya akan terjadi, akan ada saatnya kita berada di titik
dimana kita sama-sama meragukan hubungan ini karena memang tidak mudah untuk
menyatukannya. Ketika salib mu dan tasbih ku bersatu di Altar gereja atau di
Masjid ku adalah hal yang tidak mungkin. Harusnya kamu pun menyadari hal itu. Namun
aku harus merelakanmu karena aku benar-benar mencintaimu.
Jujur ini
terasa berat. Bayangmu masih menggelayuti otak ku. Benar kata orang kalau ga
mau ada bayang-bayang mantan delete semua yang berhubungan sama dia!!! Stop
stalking timeline di twitternya, stop menggamati perubahan PM (personal
messenger) di BBM-nya. Tapi aku ga bisa, terkadang masih pengen tahu apa yang
dia lakuin, dia lagi sama siapa atau sekedar kegiatannya.
Tapi kenyataannya semakin aku ingin
tahu tentang dia semakin membuat luka yang belum mengering ini makin bertambah
parah. Aku yang dihadapkan pada kenyataan dimana dia yang sudah memiliki
penggantiku untuk berada disisinya dan sepertinya perempuan itu memang sangat
istimewa. Dan aku turut bahagia.
Kali ini
untuk sekian kalinya aku berusaha tegar, dan akan terus mendoakan dia agar dia
selalu bahagia. Sekarang giliran ku untuk mencari kebahagian ku, tidak mungkin
aku selalu membayangkan segala keindahan saat bersamanya. Aku harus mencari dimana
ciptaan Allah yang telah diciptakannya untukku. Dan yang terpenting adalah
melupakan dia, bukan melupakan kenangan kita tapi melupakan rasa cinta ku
padanya.
Ini adalah posting
terakhir ku tentang “Christnanda Bellard” satu yang dia harus tahu “kemaren”
aku masih sangat mencintainya. Terima kasih untuk 2 bulan terindah itu. Doakan aku
agar aku selalu tegar karena tanpanya aku masih bisa menjalani hidup.
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)